MODEL DESAIN
PEMBELAJARAN J.E. KEMP
Disusun Untuk memenuhi Tugas UTS
Pada Mata Kuliah Desain Instruksional
Oleh
Siti Maryam NIM : 2016860018
Dosen Pembimbing:
Dr. Dirgantara Wicaksono, S.Pd, M.Pd.
PROGRAM MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2017
Model Desain Pembelajaran
J.E Kemp
A. Pengertian
Model J.E kemp
Menurut
Kemp pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang berkelanjutan. Namun
karena kurikulum yang beralaku secara nasional di Indonesia dan berorientasi
pada tujuan, maka seyogyanya proses pengembangan itu dimulai dari tujuan.
Dalam
desain yang dikembangkan oleh Kemp, tujuan pembelajaran bukanlah hal pertama
yang harus ditentukan ketika menyusun perencanaan pembelajaran. Perencanaan
pembelajaran dikembangkan mulai dari identifikasi masalah pembelajaran,
kemudian dilakukan analisis karakteristik siswa, analisis tugas, dilakukan
penyusunan tujuan pembelajaran, pengurutan isi materi, pemilihan strategi
pembelajaran yang tepat, membuat desain pesan, mengembangkan pembelajaran, dan
terakhir adalah mengevaluasi instrumen. Keseluruhan proses tersebut harus
dilakukan evaluasi. Proses evaluasi kemudian dijadikan dasar sebagai proses
revisi atau perbaikan. Berbagai proses tersebut juga membutuhkan layanan
pendukung dan implementasi dari manajemen proyek.
Model
Kemp termasuk ke dalam contoh model melingkar jika ditunjukkan dalam sebuah
diagram, model ini akan tampak seperti gambar berikut ini:
Gambar
2: Model Kemp
Secara
singkat, menurut model ini terdapat beberapa langkah dalam penyusunan sebuah
bahan ajar, yaitu:
a.
Menentukan
tujuan dan daftar topik,menetapkan tujuan umum untuk pembelajaran tiap topiknya
b.
Menganalisis
karakteristik pelajar, untuk siapa pembelajaran tersebut didesain
c.
Menetapkan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan syarat dampaknya dapat dijadikan
tolak ukur perilaku pelajar
d.
Menentukan
isi materi pelajaran yang dapat mendukung tiap tujuan
e.
Pengembangan
prapenilaian/ penilaian awal untuk menentukan latar belakang pelajar dan
pemberian level pengetahuan terhadap suatu topic
f.
Memilih
aktivitas pembelajaran dan sumber pembelajaran yang menyenangkan atau
menentukan strategi belajar-mengajar, jadi siswa siswa akan mudah menyelesaikan
tujuan yang diharapkan
g.
Mengkoordinasi
dukungan pelayanan atau sarana penunjang yang meliputi personalia,
fasilitas-fasilitas, perlengkapan, dan jadwal untuk melaksanakan rencana
pembelajaran
h.
Mengevaluasi
pembelajaran siswa dengan syarat mereka menyelesaikan pembelajaran serta melihat
kesalahankesalahan dan peninjauan kembali beberapa fase dari perencanaan yang
membutuhkan perbaikan yang terus menerus, evaluasi yang dilakukan berupa
evaluasi formatif dan evaluasi sumatif
a. Kelebihan
Dalam
Model pembelajaran Kemp ini, di setiap melakukan langkah atau prosedur terdapat
revisi terlebih dahulu gunanya untuk menuju ketahap berikutnya. Tujuannya
adalah apabila terdapat kekurangan atau kesalahan di tahap tersebut, dapat
dilakukan perbaikan terlebih dahulu sebelum melangkah ke tahap berikutnya.
b. Kekurangan
Model
pembelajaran Jerold E. Kemp ini agak condong ke pembelajaran klasikal atau
pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, peran guru di sini mempunyai pengaruh
yang besar, karena mereka dituntut dalam rangka program pengajaran, instrumen
evaluasi, dan strategi pengajaran.
Unsur-unsur pengembangan perangkat pembelajaran
menurut Kemp:
a. Identifikasi masalah
pembelajaran
Tujuannya
adalah mengidentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan menurut kurikulum ynag
berlaku dengan fajta yang terjadi dilapangan, baik yang menyangkut model,
pendekatan, metode,teknik, maupun strategi yang digunakan guru untuk mencapai
pembelajaran. Pokok bahasan atau materi yang dikembangkan, selanjutnya disusun
alternatif atau cara pembelajaran yang sesuai dalam upaya mencapai tujuan
seperti yang telah diharapkan dalam kurikulum.
b. Analisis siswa
Analisis
siswa dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakteristik siswa.
analisis tingkah laku awal digunkan untuk menegtahui keterampilan yang
dimilki,sedangkan karakteristi yaitu untuk mengetahui sejauhmana kemapuan
siswa, motivasi belajar siswa, pengalman yang dimiliki dan lain sebagainya.
c. Analisi tugas
Menurut
Kemp analisi tugas adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi suatu
pengajaran. Jadi analisis tugas atau tujuan tidak lain dari analisis isi
pelajaran, analisis konsep, analisis pemrosesan informasi dan analisis
prosedural yang digunakan untuk memudahkan pemahaman tau penguasaan tentang
tugas-tugas belajar dan tujuan pembelajaran yangdituangkan dan bentuk rencana
pelaksanaan pembelajran (RPP) dan lembar kegiatan siswa (LK).
d. Merumuskan indikator
Indikator
adalah tujuan pembelajaran yang diperoleh dari hasil analisis tujuan pada tahap
1. Indikator dirumuskan sebagai alat untuk mendesain kegiatan pembelajaran,
kerangka kerja dalam merencanakan cara mengevaluasi hasil belajar siswa dan
panduan cara siswa belajar.
e. Penyusunan instrumen evaluasi
Penyusunan
ini digunakan untuk mengukur ketuntasan indikator dan kentuntasan
pengeusaan siswa setelah berlangsungnya proses pembelajaran didasarkan
pada jumlah soal yang dijawab secara benar.
f. Setrategi
pembelajaran
Kegiatan ini
meliputi model , pendekatan, metode, pemilihan format yang dipandang mampu
memberikan pengalaman yang berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran.
g. Pemilihan
media atau sumber pembelajaran
Pada tahapan
ini berdasarakan hasil analisis tujuan,analisis karakteristik siswa, dan
analisis tugas.
h. Pelayanan
pendukung
Selama proses
pengembangan diperlukan layanan pendukung yang berupa kebijakan kepala sekolah,
guru mitra, tata usaha, dan tenaga-tenaga terkait secara layanan laboraturium
dan perpustakaan.
i.
Planning (Perencanaan) dan Project Management
(Manajemen Proyek)
Aspek
teknis perencanaan sangat mempengaruhi keberhasilan rancangan pengembangan.
Merencanakan pembelajaran merupakan suatu proses yang rumit sehingga menuntut
pengembang perangkat untuk selalu memperhatikan tiap-tiap unsur dan secara
terus menerus menilai kembali hubungan setiap bagian rencana itu dengan tata
keseluruhannya, karena setiap unsur dapat mempengaruhi perkembangan unsur yang
lain.
j. Evaluasi Formatif
Penilaian
formatif dilaksanakan selama pengembangan dan uji coba. Penilaian ini berguna
untuk menentukan kelemahan dalam perencanaan pengajaran sehingga berbagai
kekurangan dapat dihindari sebelum program terpakai secara luas.
k. Evaluasi Sumatif
Evaluasi
sumatif secara langsung mengukur tingat pencapaian tujuan-tujuan utama pada
akhir pembelajaran. Sumber informasi utama kemungkinan besar didapatkan, baik
dari hasil posttest maupun uji akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi
hasil ujian akhir unit dan uji akhir untuk pelajaran tertentu.
l. Revisi Perangkat
Pembelajaran
Kegiatan
revisi dilakukan secara terus-menerus pada setiap langkah pengembangan. Hal ini
berdasarkan uraian Kemp, bahwa setiap langkah rancangan pembelajaran selalu
berhubungan dengan kegiatan revisi. Kegiatan revisi dimaksudkan untuk
mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat.
B. Langkah-Langkah
Model J.E. Kemp
Langkah-langkah
pengembangan desain pembelajaran model Kemp, terdiri dari delapan langkah,
yakni:
1. Menentukan tujuan
instruksional umum (TIU) atau kompetensi dasar, yaitu tujuan umum yang ingin
dicapai dalam mengajarkan masing-masing pokok bahasan.
2. Membuat analisis tentang
karakteristik siswa. Analisis ini diperlukan antara lain untuk mengetahui
apakah latar belakang pendidikan dan sosial budaya siswa memungkinkan untuk
mengikuti program, serta langkah-langkah apa yang perlu diambil.
3. Menentukan tujuan
instruksional secara spesifik, operasional dan terukur (dalam KTSP adalah
indikator). Dengan demikian siswa akan tahu apa yang harus dikerjakan,
bagaimana mengerjakannya, dan apa ukurannya bahwa ia telah berhasil. Bagi guru,
rumusan itu akan berguna dalam menyusun tes kemampuan/keberhasilan dan
pemilihan materi/bahan belajar yang sesuai.
4. Menentukan materi/bahan
ajar yang sesuai dengan tujuan instruksional khusus (indikator) yang telah
dirumuskan. Masalah yang sering dihadapi guru-guru adalah begitu banyaknya
materi pelajaran yang harus diajarkan dengan waktu yang terbatas. Demikian
juga, timbul kesulitan dalam mengorganisasikan materi/bahan ajar yang akan
disajikan kepada para siswa. Dalam hal ini diperlukan ketepatan guru dalam
memilih dan memilah sumber belajar, materi, media, dan prosedur pembelajaran
yang akan digunakan.
5. Menetapkan penjajagan atau
tes awal (pressessment). Ini diperlukan untuk mengetahui sejauh mana
pengetahuan awal siswa dalam memenuhi prasyarat belajar yang dituntut untuk
mengikuti program pembelajaran yang akan dilaksanakan. Dengan demikian, guru
dapat memilih materi yang diperlukan tanpa harus menyajikan yang tidak perlu,
sehingga siswa tidak menjadi bosan.
6. Menentukan strategi belajar
mengajar, media dan sumber belajar. Kreteria umum untuk pemilihan strategi
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan instruksiomal khusus (indikator)
tersebut, adalah efisiensi, keefektifan, ekonomis, kepraktisan, melalui suatu
analisis alternatif.
7. Mengoordinasikan sarana
penunjang yang diperlukan, meliputi biaya, fasilias, peralatan, waktu dan
tenaga.
8. Mengadakan evaluasi.
Evaluasi ini sangat perlu untuk mengontrol dan mengkaji keberhasilan program
secara keseluruhan, yaitu siswa, program pembelajaran, alat evaluasi (tes), dan
metode/strategi yang digunakan.
Semua
komponen diatas saling berhubungan satu dengan yang lainnya, bila adanya
perubahan atau data yang bertentangan pada salah satu komponen mengakibatkan
pengaruh pada komponen lainnya. Dalam lingkungan model Kemp menunjukkan
kemungkinan revisi tiap komponen bila diperlukan. Revisi dilakukan dengan data
pada komponen sebelumnya. Berbeda dengan pendekatan sistem dalam pembelajaran,
perencanaan desain pembelajaran ini bisa dimulai dari komponen mana saja,
jadi perencanaan desain boleh dimulai dengan merencanakan pokok bahasan lebih
dahulu, atau mungkin dengan evaluasi. Komponen mana yang didahulukan serta di
prioritaskan yang dipilih bergantung kepada data apa yang sudah siap, tersedia,
situasi, dan kondisi sekolah atau bergantung pada pembuat perencanaan itu
sendiri.
C. Penerapan Desain Instruksional Model
J.E.Kemp di TK AL IKHWAN Dalam Pengembangan Metode Belajar Membaca dan
Matematika Pada Anak Usia Dini dengan Membuat Kartu-Kartu Kata
1. Menentukan tujuan
instruksional umum (TIU) atau kompetensi dasar, yaitu belajar calistung
yang membaur dengan kegiatan yang lain sehingga belajar calistung tidak merasa
menjadi beban anak di usia dini.
2. Membuat analisis tentang karakteristik siswa.
Anak-anak bisa kehilangan gairah belajarnya karena menganggap
pelajaran itu sangat sulit dan tidak menyenangkan. Namun, merujuk pada temuan
Howard Gardner tentang kecerdasan majemuk, sesungguhnya pelajaran calistung
hanyalah sebagian kecil pelajaran yang perlu diperoleh setiap anak (Fatoni,
2009). Cara kita memandang calistung semestinya juga sama dengan cara kita
memandang pelajaran lain, seperti motorik dan kecerdasan bergaul ataupun
musikal.
3. .Menentukan tujuan instruksional secara
spesifik, operasional dan terukur
Menjelaskan keuntungan penggunaan flash card bagi pengembangan
membaca anak.
Pendidikan anak usia dini merupakan sebagai tempat bermain,
bersosialisasi dan juga sebagai wahana untuk mengembangkan berbagai kemampuan
prokolastik yang lebih subtansial. Untuk itu, strategi yang digunakan harus
menyediakan dengan tepat sesuai dengan minat yang dibutuhkan anak, juga
melibatkan anak dalam situasi yang berbeda dan kelompok kecil, kelompok besar
atau secara individual.
4. Menentukan
materi/bahan ajar yang sesuai dengan tujuan instruksional khusus (indikator)
yang telah dirumuskan.
Flashcard sering dikenal dengan sebutan education card. Flashcard
adalah kartu-kartu bergambar yang dilengkapi kata-kata, yang diperkenalkan oleh
Glenn Doman, seorang dokter ahli bedah otak dari Philadelphia, Pennsylvania
(Domba, 2009). Gambar-gambar pada flashcard dikelompok-kelompokkan antara lain:
seri binatang, buah-buahan, pakaian, warna, bentuk-bentuk angka, dan
sebagainya.
5. Menetapkan penjajagan atau tes awal (pressessment).
Kunci keberhasilan pengenalan melalui flashcard (Zakir, 2010) adalah :Repetition. Mengucapkan dan
mengulangi huruf atau kata pada flashcard dengan lantang dan jelas, tidak
terlalu lembut. Dan lebih baik lagi bila susunan kartu yang guru kenalkan
benar-benar diingat atau dibagian
belakang kartu bisa diberi nomor sehingga pengulangannya sempurna, tidak
acak. Maksud repetition adalah, misalnya hari ini mengenalkan “grapes – banana
– peas – apple” maka next session yang di ulang juga susunanannya diusahakan
sama yaitu “grapes – banana – peas – apple” dan seterusnya. Setelah lebih dari
3 hari, untuk anak yg sudah bisa bicara ujung-ujung belakang kata, tanya ke mereka,
ini apa ya? Dan setelah sudah “khatam” baru boleh diacak.
6. Menentukan
strategi belajar mengajar, media dan sumber belajar.
Pendidikan anak usia dini merupakan sebagai tempat bermain,
bersosialisasi dan juga sebagai wahana untuk mengembangkan berbagai kemampuan
prokolastik yang lebih subtansial. Untuk itu, strategi yang digunakan harus
menyediakan dengan tepat sesuai dengan minat yang dibutuhkan anak, juga
melibatkan anak dalam situasi yang berbeda dan kelompok kecil, kelompok besar
atau secara individual.
Strategi yang dapat digunakan dalam mengembangkan kemampuan membaca
anak usia dini adalah dengan pendekatan pengalaman berbahasa. Pendekatan ini
diberikan dengan menerapkan konsep DAP (Developmentally Aproppriate Practice)
(Dhieni, 2009:22). Pendekatan ini dilakukan melalui bermain dengan menggunakan
metode mengajar yang tepat untuk mengembangkan kemampuan membaca serta
melibatkan anak dalam kegiatan yang dapat memberi berbagai pengalaman bagi
anak. Selain itu, perlu juga memperhatikan motivasi dan minat anak, sehingga
kedua faktor itu mampu memberikan pengaruh yang besar dalam pengembangan
kemampuan membaca. Strategi ini dilaksanakan dengan memberikan beragam
aktivitas yang memperhatikan perkembangan kemampuaan membaca yang dimiliki
anak.
Menciptakan
suasana bermain pada anak-anak dapat pula dilakukan dengan menggunakan media
atau alat permainan, baik media gambar atau yang lain. Pendekatan ini dapat
pula dilakukan dengan menggunakan media bermain, seperti kartu, gambar, puzzle,
flashcard, dan lain sebagainya. Selain
itu ada beberapa metode yang bisa digunakan dalam pengembangan membaca anak.
Metode pengembangan membaca untuk anak usia dini diantaranya (Ceria, 2009): Pendekatan
pengalaman bahasa.
7. Mengkoordinasikan
sarana penunjang yang diperlukan, meliputi biaya, fasilias, peralatan, waktu
dan tenaga.
Flash card adalah kartu permainan yang dilakukan dengan cara
menunjukkan gambar secara cepat untuk memicu otak anak agar dapat merima
informasi yang ada di hadapan mereka, dan sangat efektif untuk membantu anak
belajar membaca, mengenal angka, mengenal huruf di usia sedini mungkin. Adapun
manfaat dari metode Flashcard antara lain (Kaskus, 2010) adalah :
1. Anak akan dapat membaca pada usia sedini
mungkin.
2. Mengembangkan daya ingat otak kanan.
3. Melatih kemampuan konsentrasi anak.
4. Memperbanyak perbendaharaan kata dari
anak.
8. Mengadakan
evaluasi. Evaluasi ini sangat perlu untuk mengontrol dan mengkaji
keberhasilan program secara keseluruhan, yaitu siswa, program pembelajaran, alat
evaluasi (tes), dan metode/strategi yang digunakan.
Semua komponen di atas saling berhubungan satu
dengan yang lainnya, bila adanya perubahan atau data yang bertentangan pada
salah satu komponen mengakibatkan pengaruh pada komponen lainnya. Dalam lingkungan
model Kemp menunjukkan kemungkinan revisi tiap komponen bila diperlukan. Revisi
dilakukan dengan data pada komponen sebelumnya. Berbeda dengan pendekatan
sistem dalam pembelajaran, perencanaan desain pembelajaran ini bisa
dimulai dari komponen mana saja, jadi perencanaan desain boleh dimulai dengan
merencanakan pokok bahasan lebih dahulu, atau mungkin dengan evaluasi. Komponen
mana yang didahulukan serta di prioritaskan yang dipilih bergantung kepada data
apa yang sudah siap, tersedia, situasi, dan kondisi sekolah atau bergantung
pada pembuat perencanaan itu sendiri.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) kelompok B
Tema Lingkunganku
Nama
Lembaga
: TK AL IKHWAN
Kelompok
Usia
: 5-6 tahun/ kelompok B
Semester / Minggu
ke : I/ 7 (Tujuh)
Tema/ Sub
Tema
: Lingunganku/ Keluarga (perabotan
yang ada di rumah)
Waktu :
07.30- 11.00 WIB
Hari/ Tanggal
: Senin, 18 September 2017
Indikator
|
Tujuan
|
Kegiatan
|
Metode
|
Alat/ Sumber Belajar
|
Penilaian
|
|
Alat
|
Hasil
|
|||||
Berlari
sambil melompat dengan seimbang tanpa jatuh (FMK.7)
|
Anak mampu
bermain lompat tali sesuai dengan contoh dengan tidak jatuh dan mandiri
|
· Pagi Ceria
- Bermain
lompat tali
|
Demonstrasi
|
Tali karet
|
Unjuk kerja
|
|
Berdoa
sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan sesuai dengan keyakinannya(NAM.12)
Menggunakan
dan dapat menjawab pertanyaan apa, siapa, mengapa, dimana, berapa, bagaimana,
dsb. (B.8)
|
Anak mampu berdoa dengan
hikmat dan tertib
Anak mampu menjawab
pertanyaan tentang fungsi dan macam-macam perabotan dirumah
|
I. Kegiatan Awal
- Berbaris di
halaman
- Cuci tangan
- Doa, salam
- Absensi
- Bercakap-cakap
tentang “perabotan yag adadirumah”
|
Demonstrasi
Bercakap-cakap
|
-
Sendok, piring, garbu, Gambar
|
Observasi
Percakapan
|
|
Mengelompokan
benda berdasarkan fungsinya (K.2)
Berusaha
melaksanakan tugas sendiri sampai selesai (SE.23)
Menyebutkan
bunyi dari bentuk huruf (B.23)
|
Anak mampu memasangkan
benda dengan pasangannya setelah diberi contoh dengan benar dan mandiri
Anak mampu
mengolesi roti dengan margarin dan meses setelah diberi contoh dengan mandiri
Anak mampu
melengkapi huruf vokal yang hilang pada kata dengan benar dan mandiri
|
II. Kegiatan Inti
- Memasang
kan gambar
sesuai dengan pasangannya dengan menarik garis pasangannya
- Mengolesi roti dengan margarin dan meses
- Melengkapi
kata
|
Pemberian
tugas
Pemberian
Tugas
Pemberian
Tugas
|
LKA, pensil
Roti, mente
ga, meses,
piring
LKA
|
Penugas
an
Hasil karya
Penugas
an
|
|
III. Istirahat
- Bermain
- Makan dan
minum
|
||||||
Dapat
bekerjasama dengan teman (SE.2)
|
Anak mampu
bekerjasama dengan teman
|
IV. Penutup
- Lomba
Bermain karet
estafet
- Recalling
Kegiatan dalam
sehari
- Berdoa
sesudah kegiatan
- Salam
- Pulang
|
Demonstrasi
|
Karet, sedotan
|
Unjuk kerja
|
Tangerang Selatan, 18 September 2017
KRITERIA PENILAIAN
NAMA LEMBAGA PENGASUHAN/TK : TK AL IKHWAN
KELOMPOK
USIA
: 5-6 Tahun / TK B1
SEMESTER / MINGGU KE :
I
TEMA/SUB
TEMA
: Lingkunganku/ Keluarga (Perabotan yang ada di
rumah)
HARI &
TANGGAL
: Senin, 18 September 2017
No
|
Nama Anak
|
Aspek yang Dinilai
|
||||||
Penugasan
|
Unjuk Kerja
|
Observasi
|
Hasil Karya
|
Percakapan
|
||||
Memasangkan gambar sesuai dengan pasangannya
|
Melengkapi kata
|
Lompat tali
|
Bermain karet estafet
|
Berdoa
|
Merekat kue
|
Bercakap-cakap tentang perabotan yang ada dirumah
|
||
1.
|
Aan
|
|||||||
2.
|
Aldhan
|
|||||||
3.
|
Angelia
|
|||||||
4.
|
Athaya
|
|||||||
5.
|
Bintang
|
|||||||
6.
|
Dilla
|
|||||||
7.
|
Fadil
|
|||||||
8.
|
Hanafi
|
|||||||
9.
|
Malika
|
|||||||
10.
|
Mikhaila
|
|||||||
11.
|
Najwa
|
|||||||
12.
|
Nadhif
|
|||||||
13.
|
Nadyne
|
|||||||
14.
|
Nuri Qonita
|
|||||||
15.
|
Reghinaa
|
|||||||
16.
|
Rifda
|
|||||||
17.
|
Sabila
|
|||||||
18.
|
Shakila
|
|||||||
19.
|
Willy
|
|||||||
20.
|
Zio
|
KRITERIA PENILAIAN:
«
: Anak mengerjakan tugasnya dengan bimbingan.
««
: Anak mulai bisa mengerjakan tugasnya dengan bantuan.
«««
: Anak mengerjakan tugasnya dengan mandiri.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model pembelajaran Jerold E. Kemp (1977),
terdiri beberapa unsur, yaitu:
1. Identifikasi masalah
pembelajaran
2. Analisis siswa
3. Analisis tugas
4. Merumuskan indikator
5. Menyusun instrumen evaluasi
6. Strategi pembelajaran
7. Pemilihan media atau sumber
pembelajaran
8. Pelayanan pendukung
9. Perencanaan dan manajemen
proyek
10. Evaluasi formatif
11. Evaluasi sumatif
12. Revisi perangkat pembelajaran
B. Saran
Makalah
yang ditulis ini tentunya sangat jauh dari kata sempurna. Maka penulis dengan
senang hati menerima saran yang membangun dari pembaca. Meskipun demikian
penulis tetap menyarankan kepada para pembaca agar membaca makalah ini lebih-
lebih bisa memahami dan menerapkan model pembelajaran J.E Kemp.
Daftar Pustaka
Trianto, Model Pembelajran Terpadu,
( Jakarta: Bumi Aksara, 2012)
Sugeng Listiyo Prabowo, Faridah Nurmaliyah,
Perencanaan Pembelajaran, (Malang:UIN Press,2010)
Rusman, Model-Model Pembelajaran,(Bandung:
Raja Grafindo, 2012)
http://ekasilalahi159.blogspot.com/2013/11/model-pembelajaran-morrison-ross-and.html,diakses 12-03-2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar