Jumat, 08 Desember 2017

Model Desain Pembelajaran J.E.Kemp - Dr. Dirgantara Wicaksono, S.Pd. M.Pd




MODEL DESAIN PEMBELAJARAN J.E. KEMP


Disusun Untuk memenuhi Tugas UTS
Pada Mata Kuliah Desain Instruksional


Oleh
Siti Maryam NIM : 2016860018

Dosen Pembimbing:
Dr. Dirgantara Wicaksono, S.Pd, M.Pd.

PROGRAM MAGISTER  TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2017

Model Desain Pembelajaran J.E Kemp

A.      Pengertian Model J.E kemp
Menurut Kemp pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang berkelanjutan. Namun karena kurikulum yang beralaku secara nasional di Indonesia dan berorientasi pada tujuan, maka seyogyanya proses pengembangan itu dimulai dari tujuan.
Dalam desain yang dikembangkan oleh Kemp, tujuan pembelajaran bukanlah hal pertama yang harus ditentukan ketika menyusun perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dikembangkan mulai dari identifikasi masalah pembelajaran, kemudian dilakukan analisis karakteristik siswa, analisis tugas, dilakukan penyusunan tujuan pembelajaran, pengurutan isi materi, pemilihan strategi pembelajaran yang tepat, membuat desain pesan, mengembangkan pembelajaran, dan terakhir adalah mengevaluasi instrumen. Keseluruhan proses tersebut harus dilakukan evaluasi. Proses evaluasi kemudian dijadikan dasar sebagai proses revisi atau perbaikan. Berbagai proses tersebut juga membutuhkan layanan pendukung dan implementasi dari manajemen proyek.
Model Kemp termasuk ke dalam contoh model melingkar jika ditunjukkan dalam sebuah diagram, model ini akan tampak seperti gambar berikut ini:
Gambar 2: Model Kemp
Secara singkat, menurut model ini terdapat beberapa langkah dalam penyusunan sebuah bahan ajar, yaitu:
a.       Menentukan tujuan dan daftar topik,menetapkan tujuan umum untuk pembelajaran tiap topiknya
b.      Menganalisis karakteristik pelajar, untuk siapa pembelajaran tersebut didesain
c.       Menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan syarat dampaknya dapat dijadikan tolak ukur perilaku pelajar
d.      Menentukan isi materi pelajaran yang dapat mendukung tiap tujuan
e.       Pengembangan prapenilaian/ penilaian awal untuk menentukan latar belakang pelajar dan pemberian level pengetahuan terhadap suatu topic
f.       Memilih aktivitas pembelajaran dan sumber pembelajaran yang menyenangkan atau menentukan strategi belajar-mengajar, jadi siswa siswa akan mudah menyelesaikan tujuan yang diharapkan
g.      Mengkoordinasi dukungan pelayanan atau sarana penunjang yang meliputi personalia, fasilitas-fasilitas, perlengkapan, dan jadwal untuk melaksanakan rencana pembelajaran
h.      Mengevaluasi pembelajaran siswa dengan syarat mereka menyelesaikan pembelajaran serta melihat kesalahankesalahan dan peninjauan kembali beberapa fase dari perencanaan yang membutuhkan perbaikan yang terus menerus, evaluasi yang dilakukan berupa evaluasi formatif dan evaluasi sumatif
a.   Kelebihan
b.   Kekurangan






Unsur-unsur pengembangan perangkat pembelajaran menurut Kemp:

a.   Identifikasi masalah pembelajaran
Tujuannya adalah mengidentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan menurut kurikulum ynag berlaku dengan fajta yang terjadi dilapangan, baik yang menyangkut model, pendekatan, metode,teknik, maupun strategi yang digunakan guru untuk mencapai pembelajaran. Pokok bahasan atau materi yang dikembangkan, selanjutnya disusun alternatif atau cara pembelajaran yang sesuai dalam upaya mencapai tujuan seperti yang telah diharapkan dalam kurikulum.
b.   Analisis siswa
Analisis siswa dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakteristik siswa. analisis tingkah laku awal digunkan untuk menegtahui keterampilan yang dimilki,sedangkan karakteristi yaitu untuk mengetahui sejauhmana kemapuan siswa, motivasi belajar siswa, pengalman yang dimiliki dan lain sebagainya.
c.   Analisi tugas
Menurut Kemp analisi tugas adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi suatu pengajaran. Jadi analisis tugas atau tujuan tidak lain dari analisis isi pelajaran, analisis konsep, analisis pemrosesan informasi dan analisis prosedural yang digunakan untuk memudahkan pemahaman tau penguasaan tentang tugas-tugas belajar dan tujuan pembelajaran yangdituangkan dan bentuk rencana pelaksanaan pembelajran (RPP) dan lembar kegiatan siswa (LK).
d.   Merumuskan indikator
Indikator adalah tujuan pembelajaran yang diperoleh dari hasil analisis tujuan pada tahap 1. Indikator dirumuskan sebagai alat untuk mendesain kegiatan pembelajaran, kerangka kerja dalam merencanakan cara mengevaluasi hasil belajar siswa dan panduan cara siswa belajar.
e.   Penyusunan instrumen evaluasi
Penyusunan ini digunakan untuk mengukur ketuntasan indikator dan kentuntasan pengeusaan  siswa setelah berlangsungnya proses pembelajaran didasarkan pada jumlah soal yang dijawab secara benar.
f.    Setrategi pembelajaran
Kegiatan ini meliputi model , pendekatan, metode, pemilihan format yang dipandang mampu memberikan pengalaman yang berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran.
g.   Pemilihan media atau sumber pembelajaran
Pada tahapan ini berdasarakan hasil analisis tujuan,analisis karakteristik siswa, dan analisis tugas.
h.   Pelayanan pendukung
Selama proses pengembangan diperlukan layanan pendukung yang berupa kebijakan kepala sekolah, guru mitra, tata usaha, dan tenaga-tenaga terkait secara layanan laboraturium dan perpustakaan.
i.        Planning (Perencanaan) dan Project Management (Manajemen Proyek)
Aspek teknis perencanaan sangat mempengaruhi keberhasilan rancangan pengembangan. Merencanakan pembelajaran merupakan suatu proses yang rumit sehingga menuntut pengembang perangkat untuk selalu memperhatikan tiap-tiap unsur dan secara terus menerus menilai kembali hubungan setiap bagian rencana itu dengan tata keseluruhannya, karena setiap unsur dapat mempengaruhi perkembangan unsur yang lain.
j.   Evaluasi Formatif
Penilaian formatif dilaksanakan selama pengembangan dan uji coba. Penilaian ini berguna untuk menentukan kelemahan dalam perencanaan pengajaran sehingga berbagai kekurangan dapat dihindari sebelum program terpakai secara luas.
k.   Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingat pencapaian tujuan-tujuan utama pada akhir pembelajaran. Sumber informasi utama kemungkinan besar didapatkan, baik dari hasil posttest maupun uji akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi hasil ujian akhir unit dan uji akhir untuk pelajaran tertentu.
l.   Revisi Perangkat Pembelajaran
Kegiatan revisi dilakukan secara terus-menerus pada setiap langkah pengembangan. Hal ini berdasarkan uraian Kemp, bahwa setiap langkah rancangan pembelajaran selalu berhubungan dengan kegiatan revisi. Kegiatan revisi dimaksudkan untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat.

B.   Langkah-Langkah Model J.E. Kemp
Langkah-langkah pengembangan desain pembelajaran model Kemp, terdiri dari delapan langkah, yakni:
1.   Menentukan tujuan instruksional umum (TIU) atau kompetensi dasar, yaitu tujuan umum yang ingin dicapai dalam mengajarkan masing-masing pokok bahasan.
2.   Membuat analisis tentang karakteristik siswa. Analisis ini diperlukan antara lain untuk mengetahui apakah latar belakang pendidikan dan sosial budaya siswa memungkinkan untuk mengikuti program, serta langkah-langkah apa yang perlu diambil.
3.   Menentukan tujuan instruksional secara spesifik, operasional dan terukur (dalam KTSP adalah indikator). Dengan demikian siswa akan tahu apa yang harus dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan apa ukurannya bahwa ia telah berhasil. Bagi guru, rumusan itu akan berguna dalam menyusun tes kemampuan/keberhasilan dan pemilihan materi/bahan belajar yang sesuai.
4.   Menentukan materi/bahan ajar yang sesuai dengan tujuan instruksional khusus (indikator) yang telah dirumuskan. Masalah yang sering dihadapi guru-guru adalah begitu banyaknya materi pelajaran yang harus diajarkan dengan waktu yang terbatas. Demikian juga, timbul kesulitan dalam mengorganisasikan materi/bahan ajar yang akan disajikan kepada para siswa. Dalam hal ini diperlukan ketepatan guru dalam memilih dan memilah sumber belajar, materi, media, dan prosedur pembelajaran yang akan digunakan.
5.   Menetapkan penjajagan atau tes awal (pressessment). Ini diperlukan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan awal siswa dalam memenuhi prasyarat belajar yang dituntut untuk mengikuti program pembelajaran yang akan dilaksanakan. Dengan demikian, guru dapat memilih materi yang diperlukan tanpa harus menyajikan yang tidak perlu, sehingga siswa tidak menjadi bosan.
6.   Menentukan strategi belajar mengajar, media dan sumber belajar. Kreteria umum untuk pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan instruksiomal khusus (indikator) tersebut, adalah efisiensi, keefektifan, ekonomis, kepraktisan, melalui suatu analisis alternatif.
7.   Mengoordinasikan sarana penunjang yang diperlukan, meliputi biaya, fasilias, peralatan, waktu dan tenaga.
8.   Mengadakan evaluasi. Evaluasi ini sangat perlu untuk mengontrol dan mengkaji keberhasilan program secara keseluruhan, yaitu siswa, program pembelajaran, alat evaluasi (tes), dan metode/strategi yang digunakan.
Semua komponen diatas saling berhubungan satu dengan yang lainnya, bila adanya perubahan atau data yang bertentangan pada salah satu komponen mengakibatkan pengaruh pada komponen lainnya. Dalam lingkungan model Kemp menunjukkan kemungkinan revisi tiap komponen bila diperlukan. Revisi dilakukan dengan data pada komponen sebelumnya. Berbeda dengan pendekatan sistem dalam pembelajaran, perencanaan desain  pembelajaran ini bisa dimulai dari komponen mana saja, jadi perencanaan desain boleh dimulai dengan merencanakan pokok bahasan lebih dahulu, atau mungkin dengan evaluasi. Komponen mana yang didahulukan serta di prioritaskan yang dipilih bergantung kepada data apa yang sudah siap, tersedia, situasi, dan kondisi sekolah atau bergantung pada pembuat perencanaan itu sendiri.
C. Penerapan Desain Instruksional Model J.E.Kemp di TK AL IKHWAN Dalam Pengembangan Metode Belajar Membaca dan Matematika Pada Anak Usia Dini dengan Membuat Kartu-Kartu Kata
1.   Menentukan tujuan instruksional umum (TIU) atau kompetensi dasar, yaitu belajar calistung yang membaur dengan kegiatan yang lain sehingga belajar calistung tidak merasa menjadi beban anak di usia dini.
2.   Membuat analisis tentang karakteristik siswa.
Anak-anak bisa kehilangan gairah belajarnya karena menganggap pelajaran itu sangat sulit dan tidak menyenangkan. Namun, merujuk pada temuan Howard Gardner tentang kecerdasan majemuk, sesungguhnya pelajaran calistung hanyalah sebagian kecil pelajaran yang perlu diperoleh setiap anak (Fatoni, 2009). Cara kita memandang calistung semestinya juga sama dengan cara kita memandang pelajaran lain, seperti motorik dan kecerdasan bergaul ataupun musikal.
3. .Menentukan tujuan instruksional secara spesifik, operasional dan terukur
Menjelaskan keuntungan penggunaan flash card bagi pengembangan membaca anak.
Pendidikan anak usia dini merupakan sebagai tempat bermain, bersosialisasi dan juga sebagai wahana untuk mengembangkan berbagai kemampuan prokolastik yang lebih subtansial. Untuk itu, strategi yang digunakan harus menyediakan dengan tepat sesuai dengan minat yang dibutuhkan anak, juga melibatkan anak dalam situasi yang berbeda dan kelompok kecil, kelompok besar atau secara individual.
4.   Menentukan materi/bahan ajar yang sesuai dengan tujuan instruksional khusus (indikator) yang telah dirumuskan.
Flashcard sering dikenal dengan sebutan education card. Flashcard adalah kartu-kartu bergambar yang dilengkapi kata-kata, yang diperkenalkan oleh Glenn Doman, seorang dokter ahli bedah otak dari Philadelphia, Pennsylvania (Domba, 2009). Gambar-gambar pada flashcard dikelompok-kelompokkan antara lain: seri binatang, buah-buahan, pakaian, warna, bentuk-bentuk angka, dan sebagainya.
5. Menetapkan penjajagan atau tes awal (pressessment). Kunci keberhasilan pengenalan melalui flashcard (Zakir, 2010) adalah :Repetition. Mengucapkan dan mengulangi huruf atau kata pada flashcard dengan lantang dan jelas, tidak terlalu lembut. Dan lebih baik lagi bila susunan kartu yang guru kenalkan benar-benar diingat atau dibagian  belakang kartu bisa diberi nomor sehingga pengulangannya sempurna, tidak acak. Maksud repetition adalah, misalnya hari ini mengenalkan “grapes – banana – peas – apple” maka next session yang di ulang juga susunanannya diusahakan sama yaitu “grapes – banana – peas – apple” dan seterusnya. Setelah lebih dari 3 hari, untuk anak yg sudah bisa bicara ujung-ujung belakang kata, tanya ke mereka, ini apa ya? Dan setelah sudah “khatam” baru boleh diacak.
6.   Menentukan strategi belajar mengajar, media dan sumber belajar.
Pendidikan anak usia dini merupakan sebagai tempat bermain, bersosialisasi dan juga sebagai wahana untuk mengembangkan berbagai kemampuan prokolastik yang lebih subtansial. Untuk itu, strategi yang digunakan harus menyediakan dengan tepat sesuai dengan minat yang dibutuhkan anak, juga melibatkan anak dalam situasi yang berbeda dan kelompok kecil, kelompok besar atau secara individual.
Strategi yang dapat digunakan dalam mengembangkan kemampuan membaca anak usia dini adalah dengan pendekatan pengalaman berbahasa. Pendekatan ini diberikan dengan menerapkan konsep DAP (Developmentally Aproppriate Practice) (Dhieni, 2009:22). Pendekatan ini dilakukan melalui bermain dengan menggunakan metode mengajar yang tepat untuk mengembangkan kemampuan membaca serta melibatkan anak dalam kegiatan yang dapat memberi berbagai pengalaman bagi anak. Selain itu, perlu juga memperhatikan motivasi dan minat anak, sehingga kedua faktor itu mampu memberikan pengaruh yang besar dalam pengembangan kemampuan membaca. Strategi ini dilaksanakan dengan memberikan beragam aktivitas yang memperhatikan perkembangan kemampuaan membaca yang dimiliki anak.
Menciptakan suasana bermain pada anak-anak dapat pula dilakukan dengan menggunakan media atau alat permainan, baik media gambar atau yang lain. Pendekatan ini dapat pula dilakukan dengan menggunakan media bermain, seperti kartu, gambar, puzzle, flashcard, dan lain sebagainya.  Selain itu ada beberapa metode yang bisa digunakan dalam pengembangan membaca anak. Metode pengembangan membaca untuk anak usia dini diantaranya (Ceria, 2009): Pendekatan pengalaman bahasa.
7. Mengkoordinasikan sarana penunjang yang diperlukan, meliputi biaya, fasilias, peralatan, waktu dan tenaga.
Flash card adalah kartu permainan yang dilakukan dengan cara menunjukkan gambar secara cepat untuk memicu otak anak agar dapat merima informasi yang ada di hadapan mereka, dan sangat efektif untuk membantu anak belajar membaca, mengenal angka, mengenal huruf di usia sedini mungkin. Adapun manfaat dari metode Flashcard antara lain (Kaskus, 2010) adalah :
1.     Anak akan dapat membaca pada usia sedini mungkin.
2.     Mengembangkan daya ingat otak kanan.
3.     Melatih kemampuan konsentrasi anak.
4.     Memperbanyak perbendaharaan kata dari anak.
8.   Mengadakan evaluasi. Evaluasi ini sangat perlu untuk mengontrol dan mengkaji keberhasilan program secara keseluruhan, yaitu siswa, program pembelajaran, alat evaluasi (tes), dan metode/strategi yang digunakan.
Semua komponen di atas saling berhubungan satu dengan yang lainnya, bila adanya perubahan atau data yang bertentangan pada salah satu komponen mengakibatkan pengaruh pada komponen lainnya. Dalam lingkungan model Kemp menunjukkan kemungkinan revisi tiap komponen bila diperlukan. Revisi dilakukan dengan data pada komponen sebelumnya. Berbeda dengan pendekatan sistem dalam pembelajaran, perencanaan desain  pembelajaran ini bisa dimulai dari komponen mana saja, jadi perencanaan desain boleh dimulai dengan merencanakan pokok bahasan lebih dahulu, atau mungkin dengan evaluasi. Komponen mana yang didahulukan serta di prioritaskan yang dipilih bergantung kepada data apa yang sudah siap, tersedia, situasi, dan kondisi sekolah atau bergantung pada pembuat perencanaan itu sendiri.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) kelompok B Tema Lingkunganku


Nama Lembaga                       : TK AL IKHWAN
Kelompok Usia                       : 5-6 tahun/ kelompok B
Semester / Minggu ke              : I/ 7 (Tujuh)
Tema/ Sub Tema                     : Lingunganku/ Keluarga (perabotan yang ada di rumah)
Waktu                                    : 07.30- 11.00 WIB
Hari/ Tanggal                          Senin, 18 September 2017
Indikator
Tujuan
Kegiatan
Metode
Alat/ Sumber Belajar
Penilaian
Alat
Hasil
Berlari sambil melompat dengan seimbang tanpa jatuh (FMK.7)
Anak mampu bermain lompat tali sesuai dengan contoh dengan tidak jatuh dan mandiri
·           Pagi Ceria
-       Bermain lompat tali

Demonstrasi

Tali karet

Unjuk kerja



Berdoa sebelum dan sesudah  melaksanakan kegiatan sesuai dengan keyakinannya(NAM.12)

Menggunakan dan dapat menjawab pertanyaan apa, siapa, mengapa, dimana, berapa, bagaimana, dsb. (B.8)


Anak  mampu berdoa dengan hikmat dan tertib


Anak  mampu menjawab pertanyaan tentang fungsi dan macam-macam perabotan dirumah
I.         Kegiatan Awal
-       Berbaris di halaman
-       Cuci tangan
-       Doa, salam




-       Absensi
-      Bercakap-cakap tentang “perabotan yag adadirumah”



Demonstrasi





Bercakap-cakap



-






Sendok, piring, garbu, Gambar






Observasi





Percakapan



Mengelompokan benda berdasarkan fungsinya (K.2)




Berusaha melaksanakan tugas sendiri sampai selesai (SE.23)



Menyebutkan bunyi dari  bentuk huruf (B.23)


Anak  mampu memasangkan benda dengan pasangannya setelah diberi contoh dengan benar dan mandiri


Anak mampu mengolesi roti dengan margarin dan meses setelah diberi contoh dengan mandiri

Anak mampu melengkapi huruf vokal yang hilang pada kata dengan benar dan mandiri

II.      Kegiatan Inti
-    Memasang
    kan gambar sesuai dengan pasangannya dengan menarik garis pasangannya 






-       Mengolesi roti dengan margarin dan meses








-      Melengkapi kata 



Pemberian tugas











Pemberian Tugas










Pemberian Tugas


LKA, pensil












Roti, mente
ga, meses, piring







LKA


Penugas
an












Hasil karya










Penugas
an



III.    Istirahat
-       Bermain
-       Makan dan minum





Dapat bekerjasama dengan teman (SE.2)

Anak mampu bekerjasama dengan teman
IV.    Penutup
-      Lomba Bermain karet estafet
-       Recalling Kegiatan dalam sehari
-      Berdoa sesudah kegiatan
-        Salam
-       Pulang

Demonstrasi











Karet, sedotan

Unjuk kerja










Tangerang Selatan18 September 2017











































                                                                                                                                                     
KRITERIA PENILAIAN

NAMA LEMBAGA PENGASUHAN/TK    :  TK AL IKHWAN
KELOMPOK USIA                                       :  5-6 Tahun / TK B1
SEMESTER  / MINGGU KE                         :  I
TEMA/SUB TEMA                                        :  Lingkunganku/ Keluarga (Perabotan yang ada di rumah)              
HARI & TANGGAL                                      Senin, 18 September  2017
No
Nama Anak
Aspek yang Dinilai
Penugasan
Unjuk Kerja
Observasi
Hasil Karya
Percakapan
Memasangkan gambar sesuai dengan pasangannya
Melengkapi kata
Lompat tali
Bermain karet estafet
Berdoa
Merekat kue
Bercakap-cakap tentang perabotan yang ada dirumah
1.
Aan







2.
Aldhan







3.
Angelia







4.
Athaya







5.
Bintang







6.
Dilla







7.
Fadil







8.
Hanafi







9.
Malika







10.
Mikhaila







11.
Najwa







12.
Nadhif







13.
Nadyne







14.
Nuri Qonita







15.
Reghinaa







16.
Rifda







17.
Sabila







18.
Shakila







19.
Willy







20.
Zio









KRITERIA PENILAIAN:
«                     : Anak mengerjakan tugasnya dengan bimbingan.
««                 : Anak mulai bisa mengerjakan tugasnya dengan bantuan.             
«««              : Anak mengerjakan tugasnya dengan mandiri.



PENUTUP
A.      Kesimpulan
Model pembelajaran Jerold E. Kemp (1977), terdiri beberapa unsur, yaitu:
1.   Identifikasi masalah pembelajaran
2.   Analisis siswa
3.   Analisis tugas
4.   Merumuskan indikator
5.   Menyusun instrumen evaluasi
6.   Strategi pembelajaran
7.   Pemilihan media atau sumber pembelajaran
8.   Pelayanan pendukung
9.   Perencanaan dan manajemen proyek
10. Evaluasi formatif
11. Evaluasi sumatif
12. Revisi perangkat pembelajaran

B.     Saran
Makalah yang ditulis ini tentunya sangat jauh dari kata sempurna. Maka penulis dengan senang hati menerima saran  yang membangun dari pembaca. Meskipun demikian penulis tetap menyarankan kepada para pembaca agar membaca makalah ini lebih- lebih bisa memahami dan menerapkan model pembelajaran J.E Kemp.



Daftar Pustaka
Trianto, Model Pembelajran Terpadu, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2012)
Sugeng Listiyo Prabowo, Faridah Nurmaliyah, Perencanaan Pembelajaran, (Malang:UIN Press,2010)
Rusman, Model-Model Pembelajaran,(Bandung: Raja Grafindo, 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar